Pengembangan Media BK Elektronik Bidang Pribadi-Sosial















PENYUSUNAN MEDIA ELEKTRONIK

BK PRIBADI-SOSIAL

 

 

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Instrumen dan Media BK

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd dan Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

 

 




 

 

Oleh:

FILASTRI KURNIASARI (12713251012)

 

 

 

 

PROGRAM STUDI MAGISTER  BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.    Keuntungan dan Manfaat Penggunaan Media

Secara umum penggunaan media untuk keperluan mengkomunikasikan informasi akan memberikan keuntungan bagi penggunannya antara lain :

1.  Informasi yang dikomunikasikan menjadi lebih standar

2.  Penyajian informasi dapat dibuat menjadi lebih menarik

3.  Kualitas penerimaan informasi menjadi lebih baik

4.  Memungkinkan terjadinya proses belajar secara individual

 

 

B.     Bentuk Media Elektronik dalam Bimbingan dan Konseling

 

 

Surat magnetik (disket ke disket) adalah awal mula terciptanya gagasan penggunaan teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling. Meskipun pelayanan konseling dengan menggunakan fasilitas ini sudah dianggap sebagai fasilitas komunikasi “ tradisional”. Dalam penggunaan fasilitas ini, konseli dan konselor saling berkomunikasi dengan berkirim surat atau berkomunikasi melalui buku catatan yang bertujuan untuk membantu anak agar lebih dapat mengekspresikan diri melalui tulisan (bagian dari konseling biblio), meskipun fasilitas ini pada zamannya tidak  begitu  populer, namun sering dilakukan oleh beberapa guru pembimbing atau konselor.


 

 

1.          Media hasil teknologi audio dan audio visual

Teknologi audio visual cara menghasilkan atau  menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan audio visual. Proses bimbingan dan konseling melalui audio dan audio visual jelas bercirikan perangkat keras selama proses berlangsung, seperti speaker atau sound system, mesin proyektor  film,  tape  recorder  dan  video  player/compact  disk  player.  Jadi bimbingan dan konseling melalui penggunaan teknologi audio dan  audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui indera penglihatan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol- simbol yang serupa. Misalnya penyampaian pendidikan seks di sekolah dapat menggunakan media film untuk membantu penyampaian materi (Arsyad, 2009: 30).

a.     Media Audio

Media  audio  berkaitan  dengan  indera  pendengaran.  Pesan  yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan). Media tersebut antara lain:

1)                    Radio

Sebagai suatu media, radio menurut Sadiman dkk (2009: 49-50) mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media lain, yaitu: (1) harganya relatif murah dan variasi programnya banyak. (2) sifatnya mudah dipindahkan (mobile), radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang ke ruang lain dengan mudah. (3) jika digunakan bersama- sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal karena program  dapat  direkam  dan  diputar  lagi  sesuka  kita.  (4)   radio   dapat mengembangkan daya imajinasi. (5) dapat merangsang partisipasi aktif pendengar. Sambil mendengarkan konseli boleh melakukan  kegiatan apa saja. (6) radio dapat memusatkan perhatian konseli pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya.  (7)  siaran  lewat  suara terbukti amat tepat atau cocok untuk mengajarkan musik atau


 

 

bahasa. (8) radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh konselor sendiri. Misalnya, radio dapat menampilkan suara dan instruksi lebih enak dan  teratur  dalam bidang tertentu, sehingga dapat mengatasi masalah kelemahan konselor, seperti suaranya yang kurang merdu atau agak gagap. (9) radio dapat menyajikan laporan-laporan seketika (on the spot). Pelayanan radio yang sudah maju mempunyai banyak sumber arsip yang siap dipakai. (10) siaran-siaran yang aktual dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian besar topik. (11) radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh guru. Yakni, dapat menyajikan pengalaman- pengalaman dunia luar. Kisah petualangan seseorang bisa dituturkan secara langsung lewat radio. (12) radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, jangkauannya luas.

 

2)             Perekam (recorder) sekaligus pemutar (player)

Alat perekam pita magnetik atau lazimnya tape recorder adalah salah satu media pendidikan termasuk bimbingan konseling islam yang tidak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetik yaitu sistem full track recording dan double track recording. Beberapa kelebihan alat perekam, antara  lain:  (1)  alat  perekam memiliki fungsi ganda yang sangat efektif  untuk  merekam,  menampilkan rekaman dan menghapusnya. Playback dapat segera dilakukan setelah rekaman selesai pada mesin yang sama. (2) rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume. (3) rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai lagi. (4) perekaman dapat dilakukan sesuai jadwal yang ada.  Terapis  dapat  secara langsung mengontrolnya. (5) program  rekaman  dapat  memberikan efisiensi dalam bimbingan konseling. Kelemahannya hanya


 

 

pada jangkauannya yang lebih terbatas daripada radio (Sadiman dkk, 2009: 52).

 

3)                      Speaker dan Headphone

Speaker atau sound system dan headphone  sebenarnya  merupakan alat pelengkap  saja  untuk  mendengarkan  hasil  media  audio. Fungsi speaker untuk memperkeras tampilan hasil audio  agar dapat menjaungkau lebih luas, sedangkan headphone sebaliknya, digunakan untuk mendengarkan hasil media audio agar tidak terjadi distorsi atau gangguan dari luar yang mengganggu konsentrasi.

 

b.       Media Audio Visual

Media audio visual menyajikan stimulus-stimulus yang berkaitan dengan indera pendengaran dan  penglihatan.  Pesan  yang  akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif dan visual, baik verbal maupun non verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa lisan dan gerak). Media audio visual tersebut, antara lain:

 

1)                      Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu poses, bimbingan konseling. Ada tiga macam ukuran film yaitu 8 mm, 16 mm, dan 35 mm (Sadiman dkk, 2009: 67). Sebagai suatu media, film menurut Sadiman dkk (2009: 68-69) memiliki keunggulan- keunggulan, yaitu: film merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang sama. Film sangat bagus untuk  menerangkan  suatu proses. Gerakan-gerakan lambat atau pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian  dan  ilustrasi.  Film  akan  menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau. Film dapat mengembara dari satu negara ke negara lain, horison menjadi amat lebar, dunia luar dapat dibawa ke ruang konseling.


 

 

Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum ke khusus atau sebaliknya. Film dapat mendatangkan seorang ahli dan mendengarkan suaranya. Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak lambat, animasi dan sebagainya untuk menampilkan butir- butir tertentu. Film memikat perhatian konseli. Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya, sesuai dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak menjadi jelas. Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera kita (penglihatan). Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan-kegiatan konseli khususnya anak-anak. Salah satu film The Billionaire Top Secret: Wai Roon Pan Lan alias film yang menuturkan kisah nyata perjuangan hidup anak muda thailand yang sekarang jadi milyader berkat jualan keripik rumput laut.

Melalui film ini, diharapkan bisa mendapatkan pencerahan untuk anak sekolah sekalian bahwa sekolah tidak menghalangi mereka berwirausaha bahkan dari sekedar jual beli karakter dalam permainan game. Penting fokus berbisnis dari dunia game bukan kecanduan gamenya. Jadi, dari hobby yang disuka bisa nghasilkan uang buat bekal kemandirian diri sendiri.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Agus Triyanto & Aryadi Warsito. (2010). Pengembangan  Media  Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: BK UNY.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Badru Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK 2004. Modul 1-9. Jakarta: Universiats Terbuka

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra

Darma, Dkk., 2009. Buku Pintar Menguasai Internet. Jakarta: Media Kita Darwanto, 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hari Binuko. 2010. Pengembangan CD Interaktif Bimbingan Belajar Pada

Siswa Kelas VII di SMP N 5 Sleman. Skripsi tidak diterbitkan. FIP UNY Mayer, R. E, 2009. Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka. Pelajar

Rachmiatie, A., 2007. Radio Komunitas (Eskalasi Demokratisasi Komunikasi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Prayitno dan Erman Anti, (1995), Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta

: P2LPTK

Depdikbud (1995), Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Umum (SMU) Buku IV


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh RPP Bimbingan Klasikal BK Di SD

Contoh Silabus BK Di SD

INSTRUMEN BIDANG PRIBADI-SOSIAL, PENDIDIKAN DAN KARIR